Headline 2

Jumat, 18 Februari 2011

Alasan Persib Jeblok di Putaran Pertama

kekalahan persib
 Alasan Prestasi Persib Jeblok di Putaran Pertama kompetisi LSI 2010-2011.

Banyak faktor yang mengiringi jebloknya prestasi Persib Bandung di awal musim Liga Super Indonesia 2010/2011. Konflik perbedaan pendapat yang terjadi di awal musim dituding sebagai penyebab utama merosotnya prestasi Persib musim ini.

Hal itu juga diakui Manajer Persib Umuh Muchtar. Efek tidak seragamnya pemikiran dan keputusan di tingkat pengurus teras saat menggelar persiapan pramusim, kata Umuh, menjadi biang kerok kegagalan Persib meraih prestasi LSI di paruh musim ini.

Padahal, kata Umuh, di akhir LSI musim 2009-2010, ia sudah menyiapkan skenario perekrutan pemain dan pelatih, yang diyakininya bakal mengukir prestasi emas di ajang kompetisi Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) ini.

Sebut saja Aldo Baretto, Zah Rahan Krangar dan Abanda Herman adalah salah satu skenario pemain yang rencananya bakal diasuh pelatih kawakan Rahmad Darmawan (RD). Aldo bakal diduetkan dengan Cristian Gonzales di lini depan, sedangkan Zahrahan akan berkolaburasi membangun serangan di lini tengah bersama Eka Ramdani.

Sementara Abanda Herman, bakal memperkokoh barisan pertahanan Maung Bandung bersama dua stoper timnas Indonesia, Maman Abdurahman dan Nova Arianto. Tak hanya itu, duo pemain Singapura milik Arema Indonesia, Noh Alam Shah dan Muhammad Ridhuan pun siap membantu mengangkat prestasi Maung Bandung yang sudah tertidur selama 15 tahun.

Hebatnya, rencana perekrutan pemain tersebut dilakukan langsung bersama RD di kediaman komisaris utama PT Persib Bandung Bermartabat (PBB) Zaenury Hasyim kala itu. Walhasil, seluruh rencana tersebut berantakan setelah mendadak muncul sosok pelatih asal Perancis Daniel Darko Janackovic yang muncul sebagai tamu tak diundang.

Ia menyisihkan dua kandidat pelatih Rahmad Darmawan dan pelatih asal Belanda Robert Albert Rene. Tentu saja pemilihan pelatih itu, kata Umuh, sangat mengejutkan karena manajemen Persib saat itu sudah sepakat secara lisan dengan Pelatih Rahmad Darmawan.

"Saat itu sebetulnya hanya ada dua calon pelatih, asingnya adalah Robert Rene Albert dan lokal Rahmad Darmawan. Kita sudah sepakat memakai pelatih lokal, Rahmad Darmawan dan dia sudah setuju. Tapi tiba-tiba muncul nama lain dalam rapat penentuan pelatih bersama konsorsium," terang Umuh.

Konflik yang saat itu terjadi, kata Umuh, sangat mengganggu persiapan tim di pramusim, yang mengakibatkan seluruh pemain bidikan itu lepas dari genggaman Persib. Hal itu, kata Umuh, disinyalir lantaran ada pihak yang mencoba menjegal semua usulan manajemen, termasuk urusan pelatih dan pemain.

"Padahal semua pemain itu sudah menyatakan kesiapannya. Karena sebelum LSI musim lalu berakhir, kami sudah melakukan pendekatan kepada semua pemain itu. Bahkan di antara mereka ada yang sudah terima uang muka, tapi akhirnya dibatalkan," ulas Umuh beberapa waktu lalu, saat menyesali keterpurukan Persib di awal musim ini.

Semua kekacauan tersebut, lanjut Umuh, memang tak lepas dari perbedaan pemikiran dan sikap di antara pengurus teras. Hal itu jelas mengganggu masa persiapan pramusim. Apalagi, Darko memilih pemain asing yang kualitasnya sama-sekali belum teruji di LSI. Sebut saja, Esteban Viscara, Wallacer De Andrade Mederios, dan Vagner Luis.

Belum habis sampai di situ, pascamundurnya Daniel Darko Janackovic, Persib memilih asistennya Jovo Cuckovic. Hasilnya, dari lima pertandingan Persib hanya mampu meraih satu kemenangan dari Persiba Balikpapan 5-1, selebihnya selalu kalah.

Umuh mengajak publik sepak bola Bandung memahami kenapa di paruh musim ini prestasi tim kebanggaannya jeblok. Maung Bandung tercatat hanya 4 kali kemenangan, 3 seri dan 7 kalah dengan mengumpulkan 15 poin dari kemungkinan maksimal 42 poin yang bisa diraih dari 14 laga. Artinya persentase raihan poin Persib hanya mencapai 33,3%.

"Hal itu sangat disayangkan, kami berharap semua yang terjadi selama perjalanan Persib di putaran pertama itu tidak terulang. Di putaran kedua nanti kami akan mencoba untuk bangkit. Semuanya sudah sadar kita terpuruk karena ada perbedaan pendapat. Mudah-mudahan itu tidak terulang lagi," terangnya.

Pengakuan Umuh diamini kapten tim Persib Bandung Eka Ramdani. Pemain bernomor punggung 8 ini merasakan betul jika para pemain saat itu merasa kebingungan oleh sikap pengurus Maung Bandung yang seolah enggan duduk bersama, dan terus memperpanjang konflik sementara kompetisi sudah berjalan.

"Tentu saja sangat mengganggu, Sekalipun kami mencoba untuk tidak peduli. Namun, tetap saja berpengaruh terhadap konsentrasi kami (pemain) saat itu. Karena konflik tersebut terus memanas dan selalu tersiar di media masa," jelas pemain asal Purwakarta ini.

sumber: inilahjabar.com
Share this article now on :

0 komentar:

Posting Komentar